Syarat Ekspor Listrik Indonesia ke Singapura dari Energi Bersih
Novaeny Wulandari • Penulis
26 Januari 2024
3
• 2 Menit membaca

Sejumlah investor merasa porsi pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021–2030 masih rendah. Mereka meminta alokasi yang lebih besar untuk kepastian dalam berinvestasi pembangkit energi baru terbarukan di Indonesia.
Untuk diketahui, RUPTL milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) tersebut menyatakan jika porsi pengembangan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan di Indonesia sebesar 51,6 persen. Sedangkan untuk energi yang bersumber dari fosil atau batubara mencapai 48,4 persen.
Untuk mengejar target tersebut–masih dalam beleid itu–kapasitas pembangkit energi baru terbarukan akan ditambah hingga 20.923 megawatt (MW). Masing-masing berasal dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA), PLTB, PLT Bio, PLTP, PLTS, PLT EBT dan battery energy storage system (BESS).
Sedangkan penambahan kapasitas pembangkit energi fosil didominasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD).
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Rachmat Kaimuddin mengatakan, jika saat ini pemerintah dan PLN sedang berupaya meningkatkan persentase porsi penambahan pembangkit EBT dalam negeri.
“Kita akan lihat peningkatan (porsi EBT)-nya tentu saja, tapi penting juga melihat pertumbuhan permintaan yang datang dari negara lain, yang memungkinkan kita untuk meningkatkan permintaan dan mengajarkan investor berinvestasi membantu rantai pasok kita,” katanya dilansir Bisnis.com, Senin 14 Agustus 2023.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan akan merealisasikan ekspor listrik yang berasal dari energi baru terbarukan ke Singapura. Ekspor dilakukan dengan syarat Singapura harus berkomitmen untuk berinvestasi membangun industri panel surya atau solar photovoltaic (PV) di Indonesia.
Sementara itu, dalam nota kesepahaman (MoU) dengan pemerintah Singapura untuk permintaan pasokan listrik tersebut sudah diteken pada 17 Maret 2023 di sela-sela kegiatan Leader’s Retreat.
Leaders’ Retreat merupakan pertemuan tahunan antara Presiden Indonesia dengan PM Singapura. Pada tahun 2023, pertemuan Leaders’ Retreat diadakan di Singapura, 16 Maret 2023.
Sejumlah perusahaan yang tergabung dalam konsorsium Indonesia Solar Panel Industry & Renewable Alliance (Inspira) ikut menandatangani kerja sama untuk membangun rantai pasok dan industrialisasi panel surya dalam negeri. Konsorsium itu meliputi PT Adaro Power, Medco Power, dan Energi Baru TBS–anak perusahaan PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA)–.