6 Jenis dan Material Baterai Mobil Listrik, Mana Yang Lebih Tahan Lama
Novaeny Wulandari • Penulis
27 Januari 2024
2
• 4 Menit membaca

Pemerintah terus mendorong penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) atau electric vehicle (EV). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan penggunaan EV pada tahun 2030 untuk mobil listrik sebanyak 2.197.780. Sedangkan untuk motor listrik mencapai 13.469.000 unit.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengatakan, jika target tersebut terpenuhi akan ada penghematan Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 8,1 juta kiloliter (kl) sehingga menekan emisi karbon hingga 17,6 juta ton.
Nah, kalau mulai tertarik menggunakan kendaraan listrik, terutama mobil listrik perlu memahami terlebih dahulu mengenai baterai, yang menjadi komponen utamanya. Sebab, jenis baterai mobil listrik beragam dan memiliki karakteristik masing-masing.
Pada dasarnya, baterai mobil listrik berbeda dengan baterai SLI (starting, lightning dan ignition). Baterai SLI adalah baterai yang bisa dipasang di mobil berbahan bakar bensin atau solar. Baterai menyuplai listrik untuk menstarter mesin mobil.
Sedangkan baterai untuk mobil listrik dirancang untuk bisa menyimpan energi dalam periode yang lama.
Secara usia penggunaan baterai kendaraan listrik bisa digunakan antara 10–15 tahun atau setara 200 ribu kilometer. Usia penggunaannya juga tergantung pada jenis baterai yang digunakan.
Ada enam jenis baterai mobil listrik yang perlu diketahui.
- Lithium Ion (Li-ion) adalah jenis baterai yang populer. Sebenarnya baterai jenis ini sering digunakan untuk peralatan elektronik portabel seperti telepon genggam (smartphone) dan laptop.
Keunggulan baterai ini adalah rasio daya terhadap berat yang tinggi dengan fitur efisiensi energi yang sepadan. Baterai jenis Li-ion memiliki performa bagus, meski berada dalam suhu yang tinggi atau ekstrem.
Baterai jenis ini memiliki tingkat self-discharge yang rendah sehingga menjadi baterai yang paling baik dibanding baterai lain karena tidak mengandung zat-zat berbahaya.
- Nikel-Metal Hybrid (NiMH) menjadi baterai yang banyak digunakan mobil listrik tipe HEV (hybrid-electric vehicle) dan BEV (battery electric vehicle). Sistem pengisian daya baterai ini menggunakan perputaran mesin dan roda, serta pengereman regeneratif.
Material baterai adalah hidrogen untuk menyimpan energi, serta nikel dan logam seperti titanium. Baterai jenis ini memiliki masa pemakaian yang lebih lama dan lebih aman jika terjadi kesalahan saat penggunaan. Sayang, harga baterai NiMH relatif mahal.
- Lead-Acid adalah baterai yang tidak memiliki kapasitas besar dan bobot yang berat. Harganya cenderung lebih murah dibandingkan dengan harga dua baterai sebelumnya.
Saat ini, baterai Lead-Acid banyak digunakan untuk penyimpanan daya cadangan pada mobil komersial.
- Solid-state merupakan baterai dengan fungsi elektrolit cair pada baterai Li-ion yang elektrolitnya padat berwujud seperti keramik. Cara kerjanya adalah mengeluarkan energi dan mengisi ulang, yang hampir sama dengan cara kerja baterai Li-ion pada umumnya.
Baterai jenis ini telah lama digunakan dalam berbagai perangkat. Misalnya alat pacu jantung dan RFID.
- Ultracapacitor menjadi baterai yang mampu menyimpan cairan terpolarisasi antara elektroda dan elektrolit. Apabila luas permukaan cairan meningkat, kapasitas penyimpanan energi ikut bertambah.
Baterai jenis ini membantu baterai elektrokimia meningkatkan level bebannya. Selain itu, dapat memberikan daya tambahan untuk mobil listrik selama akselerasi serta pengereman regeneratif.
- Zero Emissions Batteries Research Activity (ZEBRA) adalah baterai dengan varian suhu rendah dari sodium-sulfur (NaS). Baterai ini menggunakan Na AlCl4 dengan elektrolit keramik Na + -beta-alumina.
Baterai ini memiliki kelebihan kepadatan energi mencapai 5 kali lipat dibandingkan baterai SLA (Lead-Acid). Lebih dari itu, baterai ZEBRA lebih aman, memiliki toleransi korsleting rendah, dan harganya cenderung lebih murah.
Secara umum, baterai mobil listrik yang banyak digunakan di Indonesia berjenis Li-ion. Baterai tersebut mempunyai siklus pengosongan saat dikendarai dan dapat langsung terhubung dengan alat pengisian daya di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPLKLU) di Indonesia.
Meski demikian, harga baterai mobil listrik masih mahal. Harganya bisa mencapai separuh bahkan tiga per empat harga mobil listrik.
Di Amerika Serikat, harga baterai mobil listrik Tesla tembus $13.500 atau setara Rp189 juta. Sedangkan untuk baterai mobil listrik biasa mencapai $7.350 atau sekitar Rp102 juta.
Mahalnya baterai mobil listrik karena kandungan material-material sel, seperti Nickel Manganese Cobalt (NMC), Nickel Cobalt Aluminum (NCA) dan Iro Phosphate (LFP). Jika baterai rusak, tidak perlu mengganti seluruh material dalam baterai. Cukup mengganti material yang rusak saja.