Kendaraan Hidrogen: Kelebihan dan Kekurangannya
Novaeny Wulandari • Penulis
23 Januari 2024
12
• 3 Menit membaca

Pemanfaatan hidrogen digadang-gadang bisa menggantikan konsumsi energi fosil untuk sektor transportasi, khususnya kendaraan. Pasalnya, hidrogen mampu menekan jumlah emisi yang dihasilkan oleh pembakaran kendaraan bermotor.
Lalu apa itu energi hidrogen? Energi hidrogen yang disebut-sebut dapat menjadi energi alternatif masa depan memiliki tiga jenis, yakni hidrogen hijau, hidrogen abu-abu, dan hidrogen biru.
Mengenal 3 Jenis Hidrogen
Menurut Kepala Strategi Transformasi Sektor Tenaga, Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA), Emanuele Taibi, hidrogen hijau sangat berbeda dengan hidrogen abu-abu dan biru. Hidrogen hijau dihasilkan dengan cara memisahkan air menjadi hidrogen dan oksigen menggunakan listrik terbarukan.
Sementara itu, hidrogen abu-abu banyak dihasilkan dari metana (CH4), dipecah dengan uap menjadi CO2. Bahkan, kini hydrogen abu-abu makin banyak diproduksi dengan bahan baku batubara. Hidrogen jenis tersebut justru menjadi salah satu penyumbang krisis iklim yang saat ini terjadi karena menghasilkan emisi karbon lebih besar.
Jenis yang terakhir adalah hidrogen biru. Hidrogen jenis tersebut membutuhkan teknologi tambahan untuk menangkap CO2 yang dihasilkan ketika hidrogen dipisahkan dari metana (atau batu bara) dan penyimpanan jangka panjang. Sebab, tidak semua cara penyimpanan hidrogen biru bisa efektif dalam jangka waktu yang lama.
Lantas, apa saja kelebihan dan kekurangan kendaraan hidrogen? Simak pembahasannya berikut ini.
Kelebihan dan Kekurangan Kendaraan Hidrogen
Kelebihan Kendaraan Hidrogen
- Memiliki kerapatan energi 33,33 kilowatt jam per kilogram.
- Hanya butuh 3-5 menit untuk isi ulang baterai, lebih cepat dari waktu isi ulang daya baterai kendaraan listrik
Kekurangan Kendaraan Hidrogen
- Efisiensi produksi hidrogen dari elektrolisis air saat ini sekitar 75 persen.
- Konversi hidrogen ke listrik dalam sel bahan bakar mencapai 60 persen, lebih kecil dibandingkan efisiensi baterai lithium.
- Pembangunan infrastruktur masih membutuhkan dana besar.
- Harga bahan bakar hidrogen masih sangat tinggi.
- Masih terbatasnya stasiun pengisian bahan bakar hidrogen.
Baca juga: Pemanfaatan Hidrogen untuk Kendaraan di Indonesia, Realistiskah?
Tantangan Hidrogen sebagai Energi Alternatif Kendaraan
Tak hanya kelebihan dan kekurangannya, penggunaan hidrogen sebagai energi alternatif kendaraan memiliki beberapa tantangan. Antara lain:
- Keterbatasan infrastruktur pendukung, seperti stasiun pengisian hidrogen yang masih terbatas di Indonesia. Bahkan, keterbatasan tersebut juga terjadi negara-negara maju seperti seperti Jepang, Amerika Serikat, hingga beberapa negara di Eropa.
- Mahalnya biaya produksi dan teknologi, karena kebanyakan hidrogen yang ada saat ini masih diproduksi dari bahan bakar fosil (batubara). Meski bisa menggunakan alternatif elektrolisis air, teknologi tersebuti membutuhkan biaya yang tinggi.
- Sulitnya penyimpanan dan distribusi hidrogen, karena energi hidrogen harus ditempatkan di platform yang aman dan efisien. Tantangannya adalah menciptakan desain tangki yang mampu menyimpan hidrogen dalam tekanan tinggi atau cair.
- Persaingan dengan teknologi alternatif. Contohnya, mobil hidrogen akan bersaing dengan mobil energi listrik yang memiliki perkembangan pesat dalam teknologi baterai dan sudah memiliki infrastruktur mendukung.
Direktur Ketenagalistrikan, Telekomunikasi, dan Informatika Bappenas, Rachmat Mardiana menegaskan, biaya produksi hidrogen masih terbilang tinggi. Ia mencontohkan, untuk hidrogen hijau yang diproduksi menggunakan listrik dari sumber energi yang bersifat intermiten atau berupa Variable Renewable Energy (VRE) pada tahun 2019, rata-rata harganya dua kali lipat lebih mahal dibanding dengan hidrogen abu-abu.
Secara spesifik, ia mengilustrasikan bahwa kendaraan yang menggunakan hidrogen harganya bisa mencapai 1,5–2 kali lipat dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar fosil.
Ketahui berita terbaru tentang bagaimana Indonesia memanfaatkan potensi energi baru terbarukan di artikel-artikel kami.
Populer

Modal Kuat Indonesia Pensiun Dini PLTU Batu Bara, kecuali Kemauan Politik
1

Mengenal Blended Finance untuk Mempercepat Transisi Energi Indonesia
3

Membayangkan Rp193 Triliun Korupsi Pertamina untuk Dana Transisi Energi
1

Ambisi Presiden Prabowo Manfaatkan Nuklir, Benarkah Jadi Energi Paling Bersih?
1
Terbaru