Mengenal Startup Energi Bersih Indonesia untuk Instrumen Transisi Energi

Novaeny Wulandari Penulis

27 Januari 2024

total-read

5

4 Menit membaca

Mengenal Startup Energi Bersih Indonesia untuk Instrumen Transisi Energi

Perusahaan rintisan (startup) menyasar segala sektor industri. Tak terkecuali di sektor energi baru terbarukan (EBT) yang banyak dibicarakan karena berhubungan dengan isu Global mengenai transisi energi.

Startup di sektor EBT menjadi bagian salah satu solusi mengatasi krisis iklim yang saat ini terjadi. Peluang mereka terbuka lebar dengan pasar potensial yang besar untuk pengembangan teknologi dan inovasinya.

Terdapat beberapa startup yang sudah mendapatkan investor dari pengembangan program-programnya di Asia Tenggara. Siapa saja mereka?

1. Sunseap

Startup EBT ini didirikan tahun 2011 oleh Frank Phuan dan Lawrence Wu asal Singapura. Sunseap menyediakan solusi untuk air bersih. Mulai dari pendanaan, pengembangan, perancangan, rekayasa, hingga konstruksi.

Sunseap mengembangkan penyewaan tenaga surya dan pasokan energi listrik. Contohnya pada tahun 2021, Sunseap berhasil membuat PLTS terapung berkapasitas  5 megawatt peak (MWp) dengan total 13.312 panel surya yang telah didistribusikan.

2. SensorFlow

Startup ini didirikan oleh Saikrishnan Ranganathan di Singapura pada tahun 2016. SensorFlow menyediakan solusi berkelanjutan dengan harga yang terjangkau.

Keunggulannya adalah mengembangkan inovasi-inovasi baru melalui alat-alat yang mudah dipasang dan fleksibel. Penggunaan alat-alat SensorFlow dikelaim bisa menghemat energi sampai 30 persen setiap kamar per tahunnya. 

3. Xurya

Xurya adalah startup asal Indonesia yang didirikan oleh Edwin Widjonarko dan Eka Himawan pada tahun 2018. Saat ini, Xurya bergerak pada platform energi baru terbarukan melalui pengembangan tenaga surya di perusahaan-perusahaan.

Hingga pertengahan 2023, sudah ada 122 PLTS atap yang dipasang pada 50 perusahaan yang mempercayakan transisi energinya kepada Xurya. 

4. ATEC Biodigesters

Startup yang berlokasi di Kamboja ini didirikan oleh Ben Jeffreys pada tahun 2016, dengan berkolaborasi bersama perusahaan Australia. ATEC Biodigesters memproduksi sistem biodigester berskala kecil untuk kebutuhan rumah tangga. 

Biodigester menjadi alat yang bisa digunakan untuk mengubah limbah organik menjadi biogas. Energi baru terbarukan tersebut bisa dimanfaatkan dalam skala rumahan dan untuk kebutuhan sehari-hari. Seperti kebutuhan listrik dan memasak. 

5. CleanTech Solar

CleanTech Solar merupakan startup Singapura yang didirikan Andrew Jones, Holger Eick, Raju Shukla, dan Robert Morrice. Perusahaan yang berdiri pada tahun 2014 itu menyediakan energi yang berasal dari tenaga surya dan angin untuk perusahaan-perusahaan di Asia Tenggara dan India.

Salah satu proyek besar yang pernah dikerjakannya adalah kolaborasi proyek energi surya dengan PT Elangperdana Tyre Industry sebesar 4,5 megawatt (MW). Pada kolaborasi kedua adalah membuat PT Elangperdana Tyre Industry menghasilkan lebih dari 136.600 MWh listrik bersih. 

6. Third Wave Power

Pendiri startup ini adalah Chuin Kiat Lim dan VS Hariharan pada tahun 2011. Keberadaan Third Wave Power untuk meningkatkan kehidupan dan produktivitas manusia, dengan menggabungkan energi berkelanjutan dan teknologi yang inovatif. 

Mereka mengombinasikan tenaga surya dengan teknologi Internet of Things (IoT), sehingga menghasilkan solusi solar, IoT, dan sensor yang dapat memajukan pengembangan.

Selain keenam startup di atas, sejumlah startup asli Indonesia yang bergerak di sektor energi bersih mulai bermunculan. Namun, eksistensi mereka masih menemui banyak tantangan untuk berkembang. Seperti keterbatasan akses pendanaan, Infrastruktur yang belum memadai, persaingan dengan energi fosil yang masih mendominasi pasokan energi di Indonesia. 

Selain itu juga minimnya peluang, seperti dukungan dari pemerintah. pangsa pasar yang besar, dan teknologi yang makin maju. 

Beberapa daftar startup yang kini berkembang di Indonesia antara lain:

  • PT Inovasi Dinamika Pratama (IDP) yang bergerak di bidang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). IDP menyediakan solusi PLTS untuk rumah tangga, bisnis dan industri, selain itu juga ada layanan konsultasi dan perencanaan instalasi PLTS
  • PT Surya Semesta Internusa (SSI) menyediakan solusi PLTS dan PLTA, serta layanan konsultasi dan perencanaan instalasi PLTS dan PLTA
  • PT Energi Hijau Indonesia (EHI) adalah startup yang bisnisnya mirip dengan PT Surya Semesta Internusa (SSI)
  • PT Bio Energi Nusantara (BEN) bergerak di bidang bioenergi yang memproduksi bahan bakar dari limbah pertanian dan perkebunan. 
  • PT Air Energy Indonesia (AEI) di bidang pembangkit listrik tenaga air (PLTA), yang menyediakan solusi untuk rumah tangga, bisnis dan industri dengan basis energi yang berasal dari energi hidro atau air.

Dukungan dari berbagai pihak tidak hanya dari pemerintah atau para pemangku lain dibutuhkan untuk mendorong kemajuan startup energi bersih tersebut. Hal itu dapat ikut mendorong transisi energi di Tanah Air.

#perusahaan-energi-bersih#startup-energi#transisi-energi

Populer

Terbaru