Pemanfaatan Hidrogen untuk Kendaraan di Indonesia, Realistiskah?

Novaeny Wulandari Penulis

23 Januari 2024

total-read

16

2 Menit membaca

Pemanfaatan Hidrogen untuk Kendaraan di Indonesia, Realistiskah?

Teknologi kendaraan hidrogen yang sedang berkembang adalah kendaraan berbasis sel tunam. Sel tunam atau fuel cell merupakan peralatan sederhana seperti baterai, yang diisi oleh energi tertentu supaya menghasilkan energi kembali. 

Dalam sebuah kendaraan hidrogen memiliki beberapa komponen. Antara lain baterai, satu pak baterai, dan konverter DC ke DC (rangkaian penyaklaran elektronik yang dapat membuat sumber tegangan searah menjadi tegangan searah dengan besar tegangan dan frekuensi yang dapat diatur). Lalu, motor traksi listrik (FCEV), tangki hidrogen, kontroler elektronik daya (FCEV), sistem termal (pendinginan) – (FCEV) serta transmisi (listrik). 

Produsen yang telah menerapkan teknologi hidrogen pada kendaraanya yakni Toyota. Produsen otomotif yang bermarkas di Tokyo, Jepang itu membuat mobil hidrogen bernama Mirai.

Mirai adalah mobil sedan yang mampu memanfaatkan 0,55 kg hidrogen untuk jarak tempuh 100 kilometer (km). 

Produsen otomotif BMW juga tak mau kalah. Perusahaan asal Jerman itu memproduksi BMW Hydrogen 7 dengan efisiensi bahan bakar bisa mencapai 40 persen.

Pemanfaatan hidrogen sebagai bahan bakar tidak hanya digunakan untuk kendaraan pribadi, namun juga dikembangkan untuk kendaraan umum. Contohnya produsen senegara BMW, Mercedes-Benz, memproduksi Mercedes-Benz eCitaro. Bis tersebut dapat melaju sejauh 400 km untuk sekali pengisian bahan bakar hidrogen.

Sedangkan di Indonesia, Tim peneliti mobil hidrogen Antasena tengah mengembangkan mobil ramah lingkungan yang serupa. General Manager Antasena ITS, Geraldy Rafi mengatakan, mobil hidrogen ciptaan Antasena bertipe PEM fuel cell dengan efisiensi bahan bakar mencapai 55,9 persen. Peningkatan efisiensi itu untuk menurunkan penggunaan energi.

“Ketika penggunaan energi menurun maka proses karbonisasi pada kendaraan pasti juga menurun,” terang Geraldy dikutip Tempo, Selasa 28 November 2023.

Untuk terus mendorong bauran energi terbarukan melalui hidrogen, pemerintah melalui Kementerian ESDM dan PT PLN melakukan komitmen bersama mendorong ​​hidrogen hijau dan amonia hijau. Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana menjelaskan, Indonesia mampu memproduksi hidrogen mencapai 1,75 juta ton per tahun. 

“Hilirisasi gas merupakan salah satu peta jalan kami dalam mencapai target net zero emission. Kami sudah lebih dulu mengembangkan hidrogen hijau saat ini dan akan terus dikembangkan lebih besar lagi dengan dorongan kolaborasi semua pihak,” jelas Dadan dikutip Mutucertification, Selasa 28 November 2023. 

Tidak hanya memanfaatkan hidrogen untuk kendaraan, energi alternatif tersebut juga bisa dimanfaatkan dalam berbagai industri. Misalnya pembuatan baja, produksi beton, serta pembuatan bahan kimia dan pupuk. 

Diperkirakan produksi hidrogen di pasar Global akan mencapai $410 miliar pada tahun 2030.

Badan Energi Terbarukan Internasional di Abu Dhabi, ​​Francisco Boshell optimis dengan potensi tersebut. Pasalnya, energi yang dihasilkan dari hidrogen dapat disimpan menggunakan baterai, tidak seperti energi surya dan angin sehingga penggunaannya lebih fleksibel dalam segala hal.

Populer

Terbaru